PROTEIN
Protein
merupakan suatu sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O dan N yang
tidak dimiliki oleh karbohidrat dan lemak protein lemak juga mengandung
belarang/sulfur dan fosfor serta juga beberapa jenis protein jga mengandung
besi dan tembaga.
Peranan
protein dalam tubuh sebagai zat pembangun yaitu
membentuk dan mempertahankan jaringan yang sudah ada dan juga sebagai zat pengatur serta sebagai
komponen anti body. Protein juga sebagai energi tubuh apa bila tidak di penuhi
oleh karbohidrat dan lemak. Protein dalam bahan makanan itu sendiri di konsumsi
dan di serap oleh usus dalam bentuk asam amino
Siklus
protein memecahkan protein menjadi asam amino, asam amino ini digunakan untuk
pengganti protein dalam tubuh yang sudah rusak.
• Half life protein adalah waktu yang diperlukan
untuk mengganti separuh dari jumlah kelompok protein tertentu dengan protein
baru.
• Half life protein dalam tubuh bervariasi
Enzim intrasel : beberapa jam-hari,
Hemoglobin : 120 hari, Kolagen : satu tahun,dll
Tubuh manusia sangat baik dalam mengolah
protein yang tidak berfungsi lagi di dalam tubuh. Protein yang masuk. Molekul
protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar yang saling
berikatan satu sama lain.
Ada 24 jenis rantai cabang
(R) yang berbeda ukuran, bentuk, muatan dan reaktivitasnya.
Sistein dan metionin adalah dua asam amino
yang mempunyai rantai cabang dengan atom belerang atau sulfur. Belerang atau
sulfur itu sendiri mempunyai peran dalam membetuk ikatan disulfida. Dalam
beberapa pustaka, asam amino sendiri memiliki singkatan yang sering di tulis
dengan singkatan 3 huruf atau 1 huruf
Asam amino dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Asam amino endogen dapat disintesis atau
dibentuk di dalam tubuh manusia
2. Asam amino eksogen tidak dapat dibentuk di dalam
tubuh manusia atau asam amino esensial itu sendiri di dapatkan dari makanan
sehari-hari
Asam amino esensial terdiri dari: Lisin, Leusin,
Isoleusin, Treonin, Metionin, Valin, Fenilalanin, Histidin, dan Arginin.
Ikatan peptida adalah dua asam amino
berikatan melalui suatu ikatan peptida dengan cara melepas sebuah molekul air. Pembentukan
ikatan peptida memerlukan energi. Gugus karboksil suatu asam amino yang berkaitan dengan gugus amino dari molekul asam
amino lain juga menghasilkan suatu dipeptida
dengan melepas molekul air. Rantai polipeptida
mempunyai arah Karena
polipeptida mempunyai dua residu yang berbeda yaitu pada ujung amino dan ujung karboksil, dengan urutan amino
sebagai ujung awal polipeptida.
Beberapa ikatan yang mungkin terdapat pada
polipeptida atau protein adalah : Ikatan disulfida, Ikatan Ionik, Ikatan
Hidrofobik, dan Ikatan Hidrogen
Protein berdasarkan struktur susunan molekul :
1. Protein Fibrileratau skleroprotein memiliki bentuk serabut
, susunan molekul terdiri dari rantai molekul yg panjang sejajar dengan rantai
utama, untuk membentuk struktur bahan
dan jaringan, contohnya miosin pada otot, kolagen pada tulang rawan,
keratin pada rambut, fibrin pada darah.
2. Protein globuler atau sferoprotein memiliki bentuk bola, banyak terdapat pada bahan
pangan, susunan molekul mudah berubah
atau mudah terdenaturasi diikuti perubahan sifat fisik dan fisiologisnya
contohnya enzim dan hormon
Protein berdasarkan kelarutannya :
1. Albumin adalah larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas (contoh : albumin telur,
albumin serum, laktalbumin dalam susu)
2. Globulin adalah
tidak larut air, terkoagulasi
oleh panas, larut dalam larutan garam
encer, mengendap pada lart.garam konsentrasi tinggi (contoh : miosinogen otot)
3. Glutein adalah tidak larut dalam pelarut netral, tapi larut
dalam asam atau basa (contoh : glutein gandum, orizenin beras)
4. Prolamin atau Gliadin adalah larut dalam
alkohol 70- 80%, tidak larut dalam air atau alkohol
absolut (contoh
: gliadin gandum, hordain barley, zein jagung)
5. Histon adalah
Larut dalam air, tidak larut dalam amonia encer (contoh
: globin pada hemoglobin)
6. Protamin adalah larut dalam air, tidak
terkoagulasi panas. Larutan protamin encer dapat
mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat, dengan asam kuat membentuk garam
(contoh : salmin pd
salmon, skombrin pada makarel)
Protein
dapat dibedakan
berdasarkan tingkat degradasinya :
1.
Protein alami adalah dalam keadaam seperti
protein dalam sel
2. Turunan
protein adalah hasil degradasi
protein pada tingkat permulaan denaturasi
3. protein
primer adalah hasil hidrolisis ringan
4. Protein
sekunder adalah hasil
hidrolisis berat
5. Protean
adalah hasil hidrolisis air, asam encer, enzim
6. Metaprotein
adalah hasil hidrolisis dengan asam dan alkali
7. Protein
terkoagulasi adalah hasil denaturasi protein oleh panas
8. Proteosa
adalah diendapkan oleh (NH4)2SO4 jenuh, larut air dan tidak terkoagulasi panas
9. Pepton
adalah mengendap oleh perekasi alkaloid seperti fosfotungstat
10. Peptida
adalah gabungan dua asam amino yang terikat melalui ikatan peptida
Protein
berdasarkan fungsinya :
1. Sebagai enzim seperti enzim pencernaan, enzim dalam metabolisme, bahkan
dalam replikasi kromosom
2. Alat pengangkut dan penyimpan (contoh : hemoglobin,mioglobin, transferin)
3. Pengatur Pergerakan (contoh : komponen protein pada otot)
4. Penunjang Mekanis (contoh: kolagen pada kulit)
5. Pertahanan Tubuh/ Imunitas (contoh : antibodi)
6. Media Perambatan Impuls Syaraf (contoh : reseptor, rodopsin pada mata)
7. Pengendalian Pertumbuhan (contoh : hormon)
Struktur protein :
Struktur Primer, Struktur Sekunder, Struktur Tersier, Struktur Kuartener
Denaturasi protein adalah perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier, dan
kuarterner terhadap molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalen.
Terdapat dua macam denaturasi yaitu :
1. Pengembangan rantai peptida. Kebanyakan protein globuler mengalami
denaturasi jenis ini. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul
rusak, molekul akan mengembang. Kadang perubahan ini dikehendaki dalam
pengolahan makanan, kadang juga dianggap merugikan dan perlu dicegah.
2. Pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai
pengembangan molekul
Mutu protein
1. Dinilai dari perbandingan asam2 amino yang terkandung dalam protein
tersebut. Apabila protein dapat menyediakan asam amino esensial sesuai dengan
proporsi yang dibutuhkan tubuh protein bermutu tinggi
2. Asam-asam amino yang biasanya sangat kurang dalam bahan makanan disebut
asm amino pembatas
ANALISIS
PROTEIN
Analisis protein dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kualitatif contohnya tes ninhidrin, uji biuret, tes xantoprotein, pengendapan
garam logam, koagulasi, denaturasi dan pengendapan protein dengan alkohol. Sedangkan
secara kuantitatif seperti pada metode Lowry, metode spektrofotometri visible
dan metode spektrofotometri UV.
A. Metode analisa protein
secara kualitatif :
1. Tes ninhidrin :
Tes
ninhidrin adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi asam amino yang mempunyai
gugus amino bebas dalam larutan. Bila senyawa ini bereaksi dengan asam amino
menghasilkan zat berwarna ungu. Fungsi larutan ninhidrin adalah berperan
sebagai pengoksidasi yang kuat dan dapat bereaksi dengan asam amino pada pH 4 –
8.
2. Uji Buiret :
Buiret
adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua
mulekul urea. Tes
biuret berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada suatu senyawa.
Tes ini juga akan memberikan hasil positif pada biuret atau senyawa malonamida,
dengan warna merah ungu atau biru ungu.
3. Reaksi Xantoprotein :
Reaksi
xantoprotein adalah reaksi kimia untuk mendeteksi protein. Reaksi positif yang
ditunjukkan oleh protein dengan pemanasan dan konsentrasi asam nitrat dalam
bentuk senyawa kuning dalam basa memberikan warna orange.
4. Denaturasi Protein :
Denaturasi
protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang
mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa menyebabkan pemutusan atau
kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Protein akan
mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50ÂșC atau lebih.
5. Pengendapan Protein dengan
Alkohol :
Protein
dapat diendapkan dengan penambahan alkohol dalam keadaan asam. Pelarut organik
akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan
protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein
terhadap air sehingga kelarutan protein berkurang.
1. Metode Lowry
Metode
Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Dalam metode ini terlibat 2
reaksi. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada
metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas
deteksinya berkisar pada konsentrasi 0.01 mg/Ml. Beberapa zat yang bisa mengganggu
penetapan kadar protein dengan metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam
nuklet, gula atau karbohidrat, deterjen, gliserol, Tricine, EDTA, Tris,
senyawa-senyawa kalium, sulfhidril, disulfida, fenolat, asam urat,
guanin,xanthine, magnesium, dan kalsium. Metode Lowry-Folin hanya dapat
mengukur molekul peptida pendek dan tidak dapat mengukur molekul peptida
panjang.
2. Spektrofotometri
Spektrofotometri
merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan
spektrofotometri. Komponen utama dari spektrofotometer, yaitu sumber cahaya,
pengatur Intensitas, monokromator, kuvet, detektor, penguat (amplifier), dan
indikator.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
3. Metode Kjeldahl
Metode
Kjeldahl merupakan salah satu dari uji kadar protein yang memiliki tingkat
kepercayaan lebih tinggi dalam menentukan kandungan nirogen (N) dalam susu.
Kelebihan metode ini adalah sederhana, akurat, dan universal juga mempunyai
Reproducibility yang cukup baik. Kekurangan
metode ini adalah memakan waktu lama, membutuhkan biaya besar dan ketermpilan
teknis yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar