BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Farmakologi berasal
dari kata (Yunani) yang artinya farmakon yang berarti obat dalam makna sempit,
dan dalam makna luas adalah semua zat selain makanan yang dapat mengakibatkan
perubahan susunan atau fungsi jaringan tubuh. Logos berarti ilmu. Sehingga
farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada sel hidup
dan sebaliknya reaksi sel hidup terhadap bahan kimia tersebut. Pada mulanya
farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi: sejarah,
sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan
biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi,
serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain.
Obat adalah suatu bahan atau
campuran bahan yang di maksudkan untukdi gunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan,menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah ataurohaniah pada manusia atau hewan termasuk
memperelok tubuh atau bagian tubuhmanusia (Anief, 1991).
Meskipun
obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak jugaorang yang menderita
akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat dapat
bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat
sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatupenyakit dengan
dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salah digunakandalam pengobatan
atau dengan dosis yang berlebih maka akan menimbulkankeracunan. Dan bila
dosisnya kecil maka kita tidak akan memperolehpenyembuhan (Anief, 1991).
2.
RUMUSAN MASALAH
a)
Apa saja golongan antibiotik ?
b)
Apa saja golongan antibiotik yang aman untuk ibu hamil ?
c)
Bagaimana interaksi antibiotik dengan obat lain atau
makanan ?
3.
TUJUAN DAN MANFAAT
1)
Mengetahui apa saja golongan antibiotik ?
2)
Mengetahui apa saja golongan antibiotik yang aman untuk
ibu hamil ?
3)
Mengetahui bagaimana interaksi antibiotik dengan obat
lain atau makanan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Penggolongan Antibiotik
Penicilin
Penisilin adalah antibiotik yang
bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan mekanisme
menghambat sintesa dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh,
tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali selaput otak mengalami infeksi.
Obat-obat yang termasuk antibiotik golongan penicilin
- Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin
(penisilin V)
- Penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin
- Penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav,
bakampililin, pivampisilin.
- Penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin,
sulbenisilin, tikarsilin
- Mesilinam : pivmesilinam
Indikasi
Antibiotik dari kelompok penisilin, nama yang dokter akan
memberitahu secara langsung,
digunakan untuk mengobati penyakit diprovokasi oleh mikro-organisme sensitif terhadap penisilin:
l
pneumonia (lobar dan lobular);
l
empiema;
l
endokarditis bakteri dalam bentuk akut dan podorstroy;
l
sepsis ;
l
pyemia;
l
septicaemia;
l
osteomyelitis dalam bentuk akut dan kronis;
l
meningitis ;
l
penyakit menular empedu dan saluran urine;
l
purulen penyakit menular dari kulit, membran mukosa dan
jaringan lunak;
l
angina ;
l
demam scarlet ;
l
mug;
l
anthrax;
l
actinomycosis;
l
difteri ;
l
ginekologi Pyo-inflamasi penyakit;penyakit
l
THT;
l
penyakit mata;
l
gonore, sifilis , ophthalmia
Kontraindikasi
Sensitivitas tinggi terhadap antibiotik ini
gatal-gatal , pollinosis , asma dan manifestasi alergi lainnya.
Manifestasi pada pasien dengan sensitivitas tinggi untuk
sulfonamid, antibiotik dan
obat-obatan lainnya.
Efek samping
Dalam penggunaan, pasien harus memahami apa penisilin, dan
apa efek samping yang dapat
terjadi.
Dalam pengobatan gejala alergi kadang-kadang terjadi.
Biasanya, gejala-gejala ini
berhubungan dengan sensitisasi organisme akibat penggunaan sebelumnya obat ini.
Juga alergi bisa disebabkan oleh penggunaan jangka
panjang obat. Penggunaan pertama
dari alergi obat kurang umum.
Juga selama pengobatan efek samping berikut dapat
mengembangkan:
Sistem pencernaan: mual, diare , muntah.sistem
saraf
Central: reaksi neurotoksik, tanda-tanda
meningismus, koma , kram .
Alergi : urtikaria , demam, ruam pada selaput
lendir dan kulit, eosinofilia, pembengkakan .
Kasus anafilaksis dan kematian. Dalam bentuk ini harus segera
masuk adrenalin intravena.
Manifestasi terkait dengan efek kemoterapi
dari: candidiasis oral candidiasis vagina.
Cara pemberian
Aktivitas antimikroba diamati pada aksi lokal dan resorptive
penisilin.
Petunjuk untuk suntikan penggunaan penisilin
l sarana input dapat subkutan,
intramuskular, intravena. Juga, obat diberikan ke kanal tulang belakang.Untuk
menjadi terapi paling efektif, dosis harus dihitung sehingga 1 ml darah adalah
0,1-0,3 unit penisilin. Oleh karena itu, obat ini diberikan setiap 3-4 jam.
Untuk pengobatan pneumonia , sifilis , meningitis serebrospinal,
dan lain-lain. Skema khusus diresepkan oleh dokter.
l
Petunjuk untuk penggunaan tablet penisilin dosis tablet
penisilin tergantung pada penyakit dan pengobatan skema, yang memberikan
dokter. Sebagai aturan, pasien diberikan 250-500 mg, obat harus diminum setiap
8 jam. Jika perlu, dosis ditingkatkan menjadi 750 mg. Minum pil dianjurkan
selama setengah jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Lamanya
pengobatan tergantung pada penyakit.
Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah suatu jenis antibiotik yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi oleh bakteri-bakteri aerob gram negatif dan beberapa bakteri anaerob yang belum resisten terhadap antibiotik golongan ini. Antibiotik ini bekerja dengan cara mengikat ribosom 30s pada bakteri yang menyebabkan kegagalan pembacaan mRNA sehingga bakteri tidak mampu mensintesa protein untuk pertumbuhannya.
Obat-obat yang termasuk antibiotik golongan aminoglikosida
·
Streptomycin
·
Dihydrostreptomycin
·
Neomycin
·
Framycetin
·
Ribostamycin
·
Amikacin
·
Arbekacin
·
Bekanamycin
·
Hygromycin B
·
Sisomicin
·
Isepamicin
·
Verdamicin
·
Astromicin
Indikasi
·
Kegunaan
antibiotik aminoglikosida adalah untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri aerob gram negatif, misalnya Pseudomonas, Acinetobacter, dan Enterobacter.
·
Antibiotik
golongan ini, misalnya streptomycin berguna untuk pengobatan penyakit TBC
meskipun saat ini penggunaanya untuk ini relatif jarang karena alasan
toksisitas dan ketidaknyaman saat pemberian.
·
Secara umum
antibiotik ini digunakan untuk terapi infeksi serius pada saluran pencernaan,
infeksi saluran kemih, dan infeksi pada saluran pernafasan.
Kontraindikasi
·
Antibiotik
golongan aminoglikosida sebaiknya tidak diberikan pada pasien miastenia gravis
karena dapat memperburuk kondisi pasien tersebut.
·
Pemberian
antibiotik aminoglikosida pada pasien penderita penyakit mitokondria dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan terjemahan mtDNA.
·
Jangan
memberikan antibiotik golongan ini pada penderita gangguan pendengaran,
gangguan organ jantung dan ginjal.
Efek samping
·
Efek samping
antibiotik aminoglikosida yang diberikan secara parenteral adalah toksisitas
atau nefrotoksisitas terutama jika dosis dan hidrasi yang sesuai tidak
diperhatikan. Oleh karena itu level obat dalam darah dan kondisi ginjal harus
diperhatikan.
·
pemakaian
antibiotik aminoglikosida dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan
pendengaran , atau kehilangan keseimbangan, atau keduanya pada individu yang
rentan secara genetik.
·
Antibiotik
ini juga nefrotoksik , dapat merusak atau menghancurkan jaringan ginjal. Efek
ini dapat sangat mengkhawatirkan ketika beberapa dosis terakumulasi selama
pengobatan. Hidrasi yang memadai dapat membantu mencegah kelebihan
nefrotoksisitas dan hilangnya fungsi ginjal yang semakin parah.
Cara pemberian
·
Obat ini
tidak dapat diserap oleh usus. Oleh karena itu pemberian antibiotik ini
dilakukan secara injeksi intravena dan intamuskular.
·
Pemberian
secara topikal juga lazim misalnya salep gentamicin.
·
Tobramycin
juga bisa diberikan dalam bentuk sediaan nebulasi.
Makrolida
Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan
erat, denganciri
suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana terkait gulagula deoksi. Antibiotika
golongan makrolida yang pertama ditemukan
adalah Pikromisin,diisolasi pada tahun 1950 .Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba
yang menghambatsintesis protein mikroba. Untuk
kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagaiprotein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan
mRNA dan tRNA.Pada bakteri, ribosom
terdiri atas atas dua subunit, yang berdasarkan konstantasedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S.
untuk berfungsi pada sintesisprotein, kedua
komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom70S. Kerja dari makrolida ini
adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S
dan mencegahpemanjangan rantai peptida.
Obat-obat yang termasuk golongan makrolid
1) Eritromycin
2) Oleandomycin Fosfat
Indikasi
·
Infeksi
Mycoplasma pneumoniae eritromisin 4x500mg sehari peroral
·
Pneumonia yang
disebabkan oleh Legionella pneumophila, oral 4 x 0,5-1g sehari
atau i.v 1-4 g sehari
·
Infeksi
klamidia: merupakan alternatif selain tetrasiklin.
·
Difteri akut
maupun carrier efektif dg eritromisin
·
Pertusis, bila
diberikan pada awal infeksi mempercepat penyembuhan.
·
Faringitis:
dosis awal 30 mg/kg BB selama 10 hari.
·
Tetanus,
Sifilis, dan Gonorhoe.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap Clarithromycin, Eritromisin atau
antibiotik makrolida lainnya.
Efek Samping
1) Efek-efek gastrointestinal :
Anoreksia, mual, muntah dan diare sesekali menyertaipemberian oral. Intoleransi ini
disebabkan oleh stimulitas langsung
pada motilitasusus.
2) Toksisitas hati : dapat menimbulkan
hepatitis kolestasis akut (demam, ikterus,kerusakan
fungsi hati), kemungkinan sebagai reaksi hepersensitivitas.
3) Interaksi-interaksi
obat : menghambat enzim-enzim sitokrom P450 dan meningkatkan konsentarsi serum sejumlah
obat, termasuk teofilin, anti koagulanoral,
siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan konsentrasi serum digoxinoral dengan
jalan meningkatkan bioavailabilitas.
Cara Pemberian
1) Infeksi
Mycoplasma pneumonia
Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per
oral mempercepat turunnya
panas dan mempercepat penyembuhan sakit.
2) Penyakit
Legionnaire
Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk
pneumonia yang disebabakan oleh
Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.
3) Infeksi
Klamidia
Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk
infeksi klamidia tanpa komplikasi
yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per
oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin
merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan
infeksi klamidia.
4) Difteri.
Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman
difteri baik pada infeksi akut
maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotika lain tidak mempengaruhi
perjalanan penyakit pada infeksi akut dan
komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.
5) Infeksi
streptokokus
Faringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str.
Pyogenes dapat diatasi dengan
pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh
pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan
dengan dosis 4 kali sehari 250-500 mg.
6) Infeksi stapilokokus
Eritromisin merupakan alternatif penisilin untuk
infeksi ringan oleh S. Aureus
(termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah
mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat
oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan penisilin yang tahan penisilinase
(misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin)
atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500 mg
sehar yang diberikan selama 7-10 hari
per oral.
7) Infeksi Campylobacter
Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat
diobati dengan eritromisin per
oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk
infeksi ini.
8) Tetanus
Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10
hari dapat membasmi Cl. tetani
pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan pembersih luka merupakan
tindakan lain yang sangat penting.
9) Sifilis
Untuk penderita sifilis stadium diniyang alergi
terhadap penisilin, dapat diberikan
eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
10) Gonore
Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore
diseminata pada wanita hamil
yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang diberika selama 5 hari
per oral. Angka relaps hampir mencapai
25 %.
11) Penggunaan
profilaksis
Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik
ialah penisilin. Sulfonamid dan
eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat
dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita
endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1
jam sebelum dilakukan tindakan,
dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan
6 jam kemudian.
12) Pertusis
Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat
mempercepat penyembuhan.
Sefalosforin
Sefalosporin adalah sekelompok obat-obatan jenis
antibiotik dengan struktur yang
sedikit serupa dengan penisilin.
Hingga saat ini, sefalosporin terdiri
dari lima generasi atau kelas dan digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit akibat infeksi bakteri. Beberapa kondisi yang dapat diterapi adalah infeksi
telinga, pneumonia, meningitis, infeksi kulit, ginjal,
tulang, dan tenggorokan.
Sefalosporin membunuh bakteri dengan cara
mencegahnya membangun dinding sel.
Tiap obat dari generasi sefalosporin memiliki perbedaan efektivitas dalam melawan jenis bakteri tertentu, serta
indikasi penyakit yang berbeda pula.
Berikut adalah jenis-jenis antibiotik
dan penyakit yang diobatinya:
l
Sefalosporin generasi I, yaitu cefadroxil,
cefazolin, cephalexin.
Obat-obatan
ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, antara lain Staphylococcus , Escherichia coli, dan Klebsiella
pneumonia.
l
Sefalosporin generasi II, yaitu cefaclor,
cefuroxime, dan cefprozil.
Obat-obat dari
generasi ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, antara lain Haemophilus influenza dan Enterobacter
aerogenes.
l
Sefalosporin generasi III, yaitu
ceftriaxone, ceftazidime, cefixime.
Obat-obatan ini
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, antara lain pneumococci, meningococci, E. coli, dan N.
gonorrhoeae.
l
Sefalosporin generasi IV, yaitu cefpirome
dan cefepime.
Obat-obat dari
generasi ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, antara lain Pseudomonas aeruginosa. Indikasi
penyakitnya, antara lain meningitis.
l
Sefalosporin generasi V, yaitu
ceftolozane, ceftaroline, dan ceftobiprole.
Obat-obatan ini
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Indikasi penyakitnya, antara
lain infeksi saluran kencing dan perut yang
parah.
Kontraindikasi
§
Penderita
yang mengonsumsi obat asam lambung (cimetidine, ranitide famotidine) dan pereda nyeri ulu hati
(esomeprazole dan rabeprazole) sebaiknya
konsul dengan dokter terlebih dahulu.
§
Penderita
yang mendapat vaksin oral tifoid tidak disarankan menggunakan obat ini.
§
Pasien
yang memiliki sejarah dengan reaksi alergi yang parah, seperti anafilaksis, dan urtikaria atau biduran,
terhadap penisilin, carbapenem, dan sefalosporin.
§
Penderita
yang sedang menjalani perawatan lain pada waktu yang sama, termasuk terapi suplemen, pengobatan
herba, atau pengobatan pelengkap lainnya.
§
Segera
temui dokter jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan sefalosporin.
Efek samping
Sama seperti obat-obat lain,
sefalosporin berpotensi menyebabkan efek samping. Sama dengan penisilin, kemunculan alergi bergantung kepada
seberapa parah tingkat alergi
pasien dan tipe generasi sefalosporin yang digunakan. Beberapa reaksi yang mungkin muncul, yaitu:
§
Mual
§
Muntah
§
Diare
§
Ruam
atau gatal-gatal
§
Gangguan
di area perut
§
Pusing
§
Demam
§
Sakit
atau peradangan di sekitar area suntikan obat
§
Gangguan
yang berhubungan dengan elektrolit tubuh
§
Candidiasis
atau infeksi jamur pada area mulut atau vagina
§
Kolitis
pseudomembran atau peradangan usus besar
§
Superinfection atau terjadinya infeksi sekunder yang kebal terhadap pengobatan yang sedang diberikan
§
Gangguan
pada ginjal
§
Berkurangnya
sel neutrofil (salah satu jenis sel darah putih).
§
Menurunnya
tingkat trombosit darah
§
Cara Pemberian
Kondisi
Mengobati infeksi bakteri
Dosis awal
Dewasa 250-500 mg per 8 jam.
Maks.
4000 mg per hari
Anak
> usia 1 bulan
20-40 mg/kg per hari (terbagi 2-3
dosis)
Maks. 750-1500 mg per hari
Obat-obatan yang termasuk ke kelompok
sefalosporin, beserta dosisnya, diberikan
oleh dokter dengan menyesuaikan kondisi pasien, fisik, dan respons terhadap obat-obatan ini.
2.
Golongan antibiotik yang aman untuk ibu hamil
a)
Penggunaan penicilin pada wanita hamil
Ada kemungkinan sensitisasi dari tubuh janin selama
kehamilan, jika seorang
wanita mengambil penisilin. Meresepkan antibiotik selama kehamilan,
disarankan hanya jika manfaat yang diharapkan lebih besar daripada kemungkinan
efek samping. Periode laktasi harus berhenti minum obat, karena zat yang masuk ke susu dan dapat menimbulkan
pengembangan reaksi alergi yang parah pada anak-anak.
Yang perlu perhatian khusus atau tidak boleh diminum untuk
ibu hamil dan menyusui
:
Golongan
Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan garam Na-nya.
b)
Penggunaan aminoglikosida
oleh wanita hamil
Ada bukti positif antibiotik
golongan aminoglikosida beresiko terhadap janin
manusia berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari
penelitian, data post marketing
ataupun studi pada manusia. Namun jika manfaat penggunaan
obat ini dapat dijamin, penggunaan antibiotik aminoglikosida pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi
resiko sangat tinggi.
Yang perlu
perhatian khusus atau tidak boleh diminum untuk ibu hamil dan menyusui :
Golongan
Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya), seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate,
dibekacin sulfate, gentamycin sulfate,
kanamycin sulfate, dan netilmicin sulfate.
c)
Penggunaan makrolid untuk wanita hamil
Dosis: 4x
sehari 500 mg oral selama 7 hari, merupakan obat terpilih bagi anak-anak dan ibu hamil.
Yang
perlu perhatian khusus atau tidak boleh diminum untuk ibu hamil dan menyusui :
Golongan
Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin, spiramycin, dan azithromycin.
d)
Penggunaan sefalosforin untuk wanita hamil
Yang
perlu perhatian khusus atau tidak boleh diminum untuk ibu hamil dan menyusui :
Golongan
Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl, cefotaxime Na, cefoperazone
Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan
turunan garam monohydrate-nya, cephadrine, dan ceftizoxime Na.
Antibiotik
yang aman untuk ibu hamil :
·
Amoxicillin
·
Ampicillin
·
Clindamycin
·
Erythromycin
·
Penicillin
3.
Interaksi Antibiotik dengan Obat Lain atau Makanan
No
|
Nama Obat A
|
Nama Obat B
|
Mekanisme Obat A
|
Mekanisme Obat B
|
Efek
|
Kategori
|
1.
|
Aminoglikosida
(Amikasin, Gentamisin,
Tobramisin)
|
Antijamur
(Amphoterisin B,
Imipenem)
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu
|
Berikatan dengan
ergosterol pada membrane sel yang mempunyai gugus sterol.
|
Keduanya memiliki efek
nefrotoksik sehingga dapat terjadi adisi efek nefrotoksik. Amphoterisin B
menurunkan klirens aminoglikosida.
|
Aditif
|
2.
|
Aminoglikosida
(Kanamisin,
Streptomisin, Gentamisin, Neomisin)
|
Diuretik
(Asam etakrinat,
Bumetanid, Furosemid)
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu
|
Menghambat reabsorpsi
ion Na, K dan Cl serta air di lengkung henle
|
Ototoksisitas -
diuretik dapat menyebabkan kerusakan pada telinga dan gangguan pendengaran,
tapak kerja aminoglikosida pada jaringan sel rambut pada telinga memudahkan
penetrasi diuretik pada jaringan cochlear.
|
Aditif
|
3.
|
Aminoglikosida
(Gentamisin)
|
Preeclampsia
(Magnesium sulfat)
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu
|
Menekan pengeluaran
asetilkolin pada motor endplate
|
Memblok otot
pernafasan – aminoglikosida dan ion magnesium punya aktivitas pemblok
neuromuskular.
|
Aditif
|
No.
|
Obat A
|
Obat B
|
Interaksi yang terjadi
|
1
|
Penisilin
|
Antibiotik Bakteriostatik (Kloramfenikol,
aritromisin, tetrasiklin)
|
Antibiotik bakteriostatik dan bakteri tak
boleh dikombinasi karena antibiotik bakteriostatik misalnya kloramfenikol
dapat menginhibisi kerja bakterisid dari penicillin.
|
2
|
Penisilin
|
Probenesid
|
Probenesid menghambat sekresi antibiotik
sehingga meningkatkan efek atau toksisitasnya
|
3
|
Penisilin
|
Fenilbutazon
|
Fenilbutazon menghambat sekresi antibiotik sehingga
meningkatkan efek atau toksisitasnya
|
No.
|
Nama Obat
|
Makanan
|
Mekanisme Obat A
|
Mekanisme Makanan
|
Efek
|
1.
|
Aminoglikosida
|
Yogurt
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu.
|
Mengandung Lisin,
meningkatkan terbentuknya karnitin, dengan demikian lemak tubuh yang
mengalami β-oksidasi semakin meningkat
|
Meningkatkan
ototoksisitas
|
2.
|
Aminoglikosida
|
Keju Parmesan
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu.
|
Mengandung Lisin,
meningkatkan terbentuknya karnitin, dengan demikian lemak tubuh yang
mengalami β-oksidasi semakin meningkat
|
Meningkatkan
ototoksisitas
|
3.
|
Aminoglikosida
|
Susu
|
Menembus dinding sel
bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom bakteri sehingga sintesis protein
terganggu.
|
Mengandung Lisin,
meningkatkan terbentuknya karnitin, dengan demikian lemak tubuh yang
mengalami β-oksidasi semakin meningkat
|
Meningkatkan
ototoksisitas
|
BAB III
KESIMPULAN
l Penisilin adalah antibiotik yang
bersifat bakterisida (membunuh bakteri) dengan mekanisme menghambat sintesa
dinding sel bakteri. Obat ini berdifusi baik pada jaringan dan cairan tubuh,
tapi penetrasi kedalam cairan otak kurang baik kecuali selaput otak mengalami infeksi.
l Aminoglikosida adalah suatu jenis antibiotik yang digunakan
untuk pengobatan penyakit infeksi oleh bakteri-bakteri aerob gram negatif dan
beberapa bakteri anaerob yang belum resisten terhadap antibiotik golongan ini.
Antibiotik ini bekerja dengan cara mengikat ribosom 30s pada bakteri yang
menyebabkan kegagalan pembacaan mRNA sehingga bakteri tidak mampu mensintesa
protein untuk pertumbuhannya.
l Macrolide merupakan salah
satu golongan obat antimikroba yang menghambatsintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya,
sel mikroba perlu mensintesis berbagaiprotein. Sintesis protein berlangsung di
ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA.
l Sefalosporin
adalah sekelompok obat-obatan jenis antibiotik dengan struktur yang sedikit
serupa dengan penisilin.Sefalosporin membunuh bakteri dengan cara mencegahnya
membangun dinding sel. Tiap obat dari generasi sefalosporin memiliki perbedaan
efektivitas dalam melawan jenis bakteri tertentu, serta indikasi penyakit yang
berbeda pula.
l
Tidak semua antibiotik dapat diberikan kepada ibu hamil.
Apabila keadaan yang mengharuskan untuk mengkonsumsi antibiotik, harus ada
resep dari dokter. Agar kesehatan ibu dan janin dapat terjaga.
l
Dalam mengkonsumsi antibiotik juga harus diperhatikan
reaksi antibiotik dengan obat yang lain ataupun makanan, terkadang kita tidak
memikirkan efek yang terjadi apabila mengkonsumsi antibiotik bersamaan dengan
obat lain maupun makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar