CARA
MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA KEHAMILAN
A. Psikologis Kehamilan
1.
Perubahan dan Proses Psikologis Selama Kehamilan
Permasalahan psikologis
selama masa kehamilan adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan
emosi, kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa
kehamilan.
Peristiwa dan proses
psikologis pada kehamilan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Trimester Pertama
Trimester pertama sering
dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan
ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling
penting pada trimester pertama kehamilan.
b. Trimester Kedua
. Pada trimester ini pula
ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama.
Pada trimester kedua relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran
perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi vagina lebih banyak dan hal yang
menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah berganti dari mencari perhatian
ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan dalam
meningkatnya libido dan kepuasan seks.
c. Trimester Ketiga
Seorang ibu mungkin mulai
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada waktu melahirkan
dan merasa khawatir akan keselamatannya. Rasa tidak nyaman timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung
dan jelek sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping
itu ibu mulai sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah terluka (sensitif).
2.
Faktor-faktor yang Menimbulkan Stres pada Wanita Hamil
Pada saat seorang wanita hamil, maka sejak
saat itu sampai masa nifas berturut–turut akan mengalami perubahan baik fisik
maupun psikis, perubahan–perubahan yang tejadi mencakup aspek–aspek sebagai
berikut :
1) Frekuensi nafas meningkat (
lebih sering ) membuat wanita hamil akan menghirup lebih banyak ( oksigen )
udara.
2) Perut semakin membuncit
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami
perasaan–perasaan :
a. Marah
b. Tertekan
c. Bersalah
d. Bingung
e. Was-was
f. Kesal
g. Pilu
h. Khawatir
Hal ini biasanya di tandai dengan
gejala–gejala :
a. Kehabisan tenaga atau
kebanyakan gerak
b. Tidak bisa tidur
c. Selalu menangis
d. Perasaan cepat berubah
e. Sangat judes atau peka
terhadap bunyi dan sentuhan
f. Senantiasa berfikiran
negatif
g. Merasa tidak mampu dan
takut atau gugup
h. Tidak bias memusatkan
perhatian
i. Lebih sering lupa, bingung
dan merasa bersalah
j. Makan yang sangat sedikit
atau sangat banyak
k. Kehilangan kepercayaan dan
harga diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi
psikologis pada Wanita Hamil
a. Sudah punya anak banyak
b. Khawatir berubah penampilan
c. Kemampuan finansial dirasa
tidak memadai
d. Keluhan sulit tidur
3.
Cara Mengatasi Masalah-Masalah Psikologis Ibu pada Saat
Kehamilan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah psikologis ibu pada saat kehamilan, yaitu:
a. Bersikap terbuka dengan
pasangan
b. Konsultasi dengan bidan
atau tenaga kesehatan yang lain.
1) Menjelaskan bahwa apa yang
dirasakan ibu adalah sesuatu yang normal.
2) Mengungkapkan bahwa setiap
pengalaman kehamilan adalah unik.
3) Menjelaskan tentang
kebutuhan nutrisi, petumbuhan bayi, tanda-tanda kelahiran dan tanda-tanda
bahaya kehamilan.
4) Mendiskusikan tentang
ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu dan cara mengatasinya.
5) Mendiskusikan tentang
rencana persalinan
c. Curahkan isi hati kepada
pasangan atau sahabat.
d. Usahakan lebih banyak
istirahat
e. Jangan ragu untuk meminta
bantuan kepada suami, teman, ataupun keluarga.
f. Luangkan waktu, untuk diri
sendiri, manjakan diri dengan relaksasi, pijat atau apapun yang dapat menghibur
diri
g. Menciptakan suasana yang
nyaman dan tenteram bagi ibu.
h. Melakukan antisipasi sejak
awal bagi diri sendiri. Contohnya, ibu perlu mensyukuri kehamilan tersebut
sebagai anugerah yang Tuhan berikan.
i. Mendengarkan music
j. Melakukan senam hamil
k. Latihan pernapasan
4.
Permasalahan Psikologis yang Memerlukan Penanganan Khusus
Adapun beberapa gejala yang dapat terjadi
pada ibu beserta penanganannya, yaitu:
a. Pseudosyesis
· Wanita tidak hamil yang
percaya bahwa dirinya hamil, diikuti dengan munculnya gejala dan tanda ( dugaan
) kehamilan
· Lakukan anamnese terarah
yang akurat ( termasuk latar belakang psikis ), pemeriksaan fisik ( khoasma
atau hiperpegmentasi, pelunakan dan keunguan pada serviks, pembesaran uterus )
dan pemeriksaan tambahan ( USG dan uji kehamilan ).
· Lakukan konseling
bahwa kehamilan harus dipastikan ( perdarahan lucut dengan kombinasi
estrogen-progesteron ), akan dilakukan upaya pemeriksaan dan pengobatan untuk
kehamilan dan dukungan psikososial
b. Reaksi cemas
· Gangguan ini ditandai
dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan
· Kecemasan baru terlihat
apabila wanita tersebut mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat
tidak spesifik ( twitching, tremor, berdebar-debar, kaku otot , gelisah, dan
mudah lelah, insomnia )
· Timbul gejala-gejala
somatik akibat hiperaktifitas otonom ( palpitasi, sesak nafas, rasa dingin di
telapak tangan, berkeringat, pusing, rasa terganjal pada leher )
· Tenangkan dengan
psikoterapi. Walau kadang kadang upaya ini kurang memberi hasil tetapi prosedur
ini sebaiknya paling pertama dilakukan
· Bila pasien tidak mampu
untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau kekurangan asupan kalori /gizi maka
harus dilakukan rawat inap di rumah sakit.
c. Reaksi panik
· Ditandai dengan rasa takut
dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode yang relatif singkat dan tanpa
sebab-sebab yang jelas.
· Pasien mengeluhkan nafas
sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging, jantung berdebar, mata kabur,
rasa melayang, takut mati, atau merasa tidak tertolong lagi.
· Pemeriksaan fisik
menunjukan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat, pandangan liar, pernafasan
pendek, dan cepat dan takhikardi.
· Karena reaksi panik hanya
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, cukup diberikan dosis tunggal
diazepam 5 mg IV.
d. Reaksi obsesif-kompulsif
· Gambaran spesifik dari
gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan, rangsangan, atau pikiran untuk
melakukan sesuatu, tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang
dilakukan secara berulang kali.
· Pengulangan perbuatan
tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang dikandung atau orang lain.
· Adanya potensi gawat
darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk
dirawat dirumah sakit atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi
cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang
normal.
· Pada kasus yang berat
diberikan diazepam 5 mg IV dan observasi ketat
e. Depresi berat
· Depresi pada wanita hamil,
ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri penurunan berat
badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada
keinginan untuk melakukan bunuh diri.
· Penelitian di RS Dr. Sutomo
Surabaya ( 1999 ) menunjukan angka kejadian depresi pasca persalinan (
Postpartum Blues ) sebesar 15,2% ( persalinan fisiologis ) dan 46,2% (
persalinan patologis ).
· Sulit untuk melakukan
komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkomunikasi,
kurang perhatian dan sulit untuk mengingat sesuatu.
f. Reaksi mania
· Reaksi mania ditandai
dengan rasa gembira yang berlebihan ( eforia ), mudah terangsang, hiperaktif,
banyak bicara ( logore ), mengganggu dan rasa percaya diri yang berlebihan.
· Reaksi mania dalam
kehamilan merupakan masalah yang cukup rumit karena obat lithium karbonat,
dapat menimbulkan berbagai akibat yang merugikan pada janin ( Ebstein’s
abnormality, kelemahan tonus otot dan menurunnya kemampuan menghisap pada bayi
yang baru dilahirkan ).
· Pasien-pasien yang
terkontrol pada saat hamil, cenderung mengalami episode mania pada 7-14 hari
saat pasca persalinan.
g. Skizofrenia
· Skizofrenia ditandai dengan
gangguan proses berpikir, persepsi dan realita. Pada tingkat tertentu, dapat
dijumpai halusinasi, waham kebesaran, gangguan bicara dan hilangnya asosiasi
dan realita dan lingkungan sekitarnya.
· Obat untuk penderita
skizofrenia diekskresi melalui ASI sehingga tidak dianjurkan untuk
menyusui bayinya. Bila psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan
terapi kejut listrik ( ECT ).
h. Rasa kehilangan
· Rasa kehilangan merupakan
adaptasi dari kemarahan, kekecewaan dan kesedihan yang harus dihadapi dan
diatasi.
· Lakukan konseling dan minta
pasangan tersebut untuk memutuskan apa yang terbaik bagi yang mereka (
menyimpan hasil konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang
telah dilahirkan, meminta otopsi ) agar proses adaptasi terhadap berjalan baik.
· Beri kesempatan ( paling
tidak 6 bulan ) untuk resolusi, sebelum memulai kehamilan berikutnya.
5.
Penanganan Masalah Kejiwaan Menurut Tingkat Pelayanan
Kesehatan
Tanda
dan Gejala
|
Ibu
hamil dengan masalah atau gangguan kejiwaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan/keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya
|
|||||
Dugaan
|
Kehamilan
dengan gejala cemas, panik, obsesif-kompulsif, depresi, mania atau skizofrenia
|
|||||
Kategori
|
Cemas
|
Panik
|
Obsesi
|
Depresi
|
Mania
|
Skizo
|
Tingkat
|
Upaya
|
|||||
Polindes
|
Kenali·
Rujuk·
Observasi·
Pascaterapi·
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pasca terapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Kenali
Rujuk
Observasi
Pascaterapi
|
Puskesmas
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala tetap memburuk Observasi
Pasca
Rujukan
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala tetap/ memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala yang berbahaya bagi ibu dan janin/memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala tetap memburuk
|
Diagnosis
Terapi
Psikoterapi
Sedatif
Rujuk
bila gejala tetap memburuk
|
Rumah
Sakit
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
Konsultasi
Psikolog/psikiater
ANC/profil
biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
AD
trisiklik
ECT/TKL
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
Li-karbonat
Konsultasi
psikolog/ psikiater
ANC/Profil
biofisik
|
Diagnosis
Psikoanalis
Dan
terapi
Sedatif
Psikofarmaka/ECT
Konsultasi
Psikolog/psikiater
|
B. Macam-macam Gangguan Psikologis
pada Masa Kehamilan
1) Gangguan Obsesif
atau Kompulsi
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan
obsesi berulang yang cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata.
Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,
misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang
dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran
obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
2) Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar atau gangguan
manik ditandai oleh periode euphoria, atau iritabel yang jelas,
hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bias memusatkan perhatian dan
harga diri yang berlebihan. Baik gangguan depresi maupun episode manic bias
disertai gambaran psikotik, misalnya ; halusinasi auditorik maupun ide-ide
delusi, 15-25% diantara wanita pernah mengalami depresi selama hidupnya.
Insidens gangguan bipolar atau gangguan manic ±0,5-1,5%. Insidens depresi mayor
dan gangguan manic cenderung meningkat pada periode pasca persalinan.
Ada dua gejala yaitu :
1. Gejala gangguan depresi
lain
a. Wajah murung.
b. Lebih gampang menangis
(cengeng).
c. Gelisah dan iritabilitas
meningkat.
d. Sulit konsentrasi.
e. Ragu-ragu.
f. Sering lupa.
g. Timbul ide kematian
dan bunuh diri biasa ditemukan pada depresi mayor.
2. Gejala umum mania
a. Ketidakstabilan mood dengan
adanya peralihan mood yang cepat dari kemarahan dan depresi.
b. Cara bicara mania sangat
cepat, keras dan sulit dipotong.
3) Skizofrenia
Merupakan gangguan pikiran, persepsi seperti
: halusinasi pendengaran, waham kesabaran, asosiasi longgar dan bicara kacau.
Selama fase akut, kehamilan dan skizofrenia sering mengalami eksaserbasi gejala
psikotik, waham cenderung aneh dan ada hubunganya dengan perubahan fisik dan
pergerakan janin pada kehamilan. Halusinasi pendengaran mempengaruhi langsung
suara mengintruksikan memukul perut supaya janin keluar. Wanita hamil dengan
adanya psikotik menolak kehamilannya sampai melahirkan.
4) Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah hasil dari pengggunaan
mekanisme pertahanan yang tidak cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis.
The
Diagnostic and Statistical Manual membagi 3 jenis kepribadian :
1. Paranoid, schizoid dan
gangguan kepribadian skizotipal khas diketahui dari keganjilan atau
keeksentrikannya.
2. Histerik, narkistik,
antisocial dan gangguan borderline cirri khasnya timbul secara dramatis.
3. Menghindar, tergantung,
kompulsif dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan ketakutan dan
kecemasan. Faktor genetic dan lingkungan penting dalam timbulnya penyakit ini
dimana prevalensinya mungkin setinggi 20% individu yang menderita mengenali
maasalahnya dan berobat.
C. Pengaruh Perubahan Psikologis
pada Ibu Hamil terhadap Janin yang Dikandung
· Masalah psikologis ibu
berpengaruh pada kondisi janin yang dikandungnya. Jika masalah ini terjadi saat
trimester I maka akan berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya.
· Trauma dan stress
berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif. Selain itu memicu kelahiran
premature dan tidak berkembangnya janin.
· Setelah trimester pertama
pembentukan organ telah selesai. Artinya, janin sudah lebih kuat menghadapi
pengaruh dari luar. Selain itu, janin sudah mampu mendengar dan bereaksi
terhadap sentuhan dari luar dan sudah bias merasakan kondisi psikologis ibunya.
· Kondisi ibu yang selalu
menyenangkan bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
D. Contoh Asuhan Kebidanan
pada Ibu dengan Gangguan Psikologis Masa Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN
Ny “S” umur 20 tahun G1P0A0Ah0 UK 20 minggu
dengan psikosa kehamilan di RSUD Wonosari.
DATA SUBJEKTIF
Ny. Sumarni (20 tahun) mengatakan hamil ke-1,
umur kehamilan 20 minggu.
HPHT 8 November 2009
Keluhan utama :
1. Ibu mengatakan merasa
sangat bersalah, sedih dengan kehamilannya saat ini
2. Ibu mengatakan bahwa
kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti
dirinya sendiri
3. Ibu mengatakan sering
mengkhayal bayinya sudah mati
Pola Aktivitas
1. Istirahat/tidur : 5 jam
tidur malam, jarang tidur siang
2. Pola hubungan seksualitas :
ibu enggan untuk berhubungan seks
Riwayat Kesehatan
1. Penyakit sistemik yang
pernah atau sedang diderita : Tidak ada
2. Penyakit yang pernah atau
sedang diderita keluarga : Nenek ibu pernah mengalami gangguan jiwa
3. Kebiasaan–kebiasaan : Perubahan
pola makan ( termasuk ngidam, nafsu makan turun, dan lain–lain ),
nafsu makan ibu turun kadang hanya satu kali sehari.
4. Keadaan Psikososiokultural : Kehamilan
ini tidak diinginkan
5. Penerimaan ibu terhadap
kehamilan saat ini : Ibu merasa kehamilannya ini hanya beban untuk
semuanya sehingga ibu merasa tidak ingin melanjutkan kehamilannya.
6. Penerimaan keluarga
terhadap kehamilan ibu : Suami dan keluarga tidak menginginkan
kehamilan ibu karena keadaan ekonomi keluarga dan suami yang kurang mendukung.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum agak lemah, ekspresi wajah
tegang, cemas dan gelisah, ibu tampak berusaha menyakiti diri sendiri dengan
memukul–mukul perutnya.
BB :
47 Kg
LILA :
23 Cm
Tanda Vital :
1. TD :
120/90 mmHg
2. S :
36ºC
3. N :
100 x/menit
4. RR :
22 x/ menit
Palpasi Leopold : Teraba
ballothement (+)
ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan
Seorang wanita usia 20 tahun G1P0A0Ah0
UK 20 minggu dengan psikosa kehamilan
2. Masalah
Ibu merasa cemas, sulit tidur, panik, ingin
menyakiti diri sendiri dan kadang berhalusinasi.
3. Kebutuhan Segera
a. Meyakinkan ibu bahwa bidan
akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu mengatasi masalahnya dan
ibu tidak perlu takut.
b. Memberikan penyuluhan
tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.
4. Diagnosa Potensial
5. Masalah Potensial
Tidak ada
6. Kebutuhan Tindakan Segera
Berkolaborasi dengan dokter dan psikiater
untuk pemberian terapi.
PLANNING
1. Memberitahu hasil
pemeriksaan ibu:
TD :
120/90 mmHg
S :
36ºC
N :
100 x/menit
RR :
22 x/ menit
2. Mendengarkan pernyataan
pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non verbal.
Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
Evaluasi : Ibu terlihat agak
tenang
3. Memberitahu ibu resiko
bunuh diri atau melukai diri sendiri baik bagi ibu maupun janinnya.
Evaluasi : Ibu histeris mendengarnya dan
masih berusaha melukai diri sendiri
4. Memberikan konseling kepada
keluarga tentang keadaan ibu, penyebabnya, dan berusaha memotivasi keluarga
agar menerima kehamilan ibu.
Evaluasi : awalnya keluarga menolak
namun setelah mendengar konseling, mau merubah sikap terhadap kehamilan ibu.
5. Menganjurkan keluarga untuk
menjauhkan dan menyimpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk
mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Evaluasi : Keluarga mengerti dan akan
melakukan saran bidan
6. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan sering berkomunikasi dengan orang lain.
Evaluasi : ibu menyetujui untuk istirahat
yang cukup dan sering berkomunikasi dengan orang lain.
7. Memberikan penyuluhan
tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya kepada klien dan
keluarga untuk diminta persetujuan dan dukungannya.
Evaluasi : Keluarga menyetujui tindakan
terapi
8. Melakukan kolaborasi dengan
dokter dan psikiater untuk pelaksanaan terapi seperti pemberian obat anti
depresan dan anti psikotik.
9. Memberikan dorongan moril
pada ibu, mendengarkan cerita keluhan–keluhan ibu dan
menganjurkan untuk berdoa.
Evaluasi : ibu terlihat sedikit lebih tenang
setelah diberi dorongan moril.
A. KESIMPULAN
Permasalahan psikologis selama masa kehamilan
adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan atau pengurangan emosi,
kepribadian, motivasi dan konsep diri yang terjadi selama masa
kehamilan. Cara mengatasi gangguan psikologi pada masa kehamilan dengan
cara mengurangi stress, mengkomunikasikan perasaan terhadap pasangan,
memberikan support dari pihak keluarga, periksakan kehamilan secara teratur,
makan sehat, jaga penampilan, mengurangi kegiatan, mendengarkan musik,
melakukan senam hamil, latihan pernapasan.Masalah psikologis yang memerlukan
penanganan khusus adalah Pseudosyesis, reaksi cemas, reaksi panik, reaksi
obsesif-kompulsi, depresi berat, reaksi mania, skizofrenia, rasa kehilangan.
Macam-macam gangguan psikologis pada masa kehamilan adalah
gangguan obsesif ataukompulsi, gangguan bipolar, skizofrenia,
gangguan kepribadian, paranoid, schizoid dan gangguan kepribadian
skizotipal, histerik, narkistik, antisocial dan gangguan borderline,
menghindar, tergantung, kompulsif dan kepribadian pasif. Pengaruh perubahan
psikologis pada ibu hamil terhadap janin yang dikandung yaitu, akan
berpengaruh fatal pada proses pembentukan organnya, trauma dan stress
berkepanjangan menyebabkan anak hiperaktif, memicu kelahiran premature dan
tidak berkembangnya janin. Kondisi ibu yang selalu menyenangkan
bisa membuat pertumbuhan janin optimal.
B. SARAN
1) Mencari informasi seputar
kehamilan, perubahan yang terjadi dalam diri ibu dan hal-hal yang perlu
dihindari agar janin tumbuh sehat.
2) Bicarakanlah perubahan selamakehamilan
dengan suami maupun keluarga, sehingga mengetahui dan di harapkan bias
berempati dan mampu member dukungan psikologis yang di butuhkan.
3) Periksa hamilan secara
teratur
4) Perhatikan penampilan fisik
dengan menjaga kebersihan, melakukan latihan fisik ringan.
5) Upayakan dengan berbagai
cara agar terhindar dari stress
6) Lakukan latihan relaksasi
dan latihan pernapasan secara teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar