GANGGUAN/MASALAH KEBUTUHAN
ELEKTROLIK
1.Hiponatremi
Hiponatremi merupukan suatu keadaan kekurangan
kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium
plasma yang kurang dari 135 mEq/L,mual,muntah,dan diare.Hal tersebut
menimbulkan rasa haus yang berlebihan,denyut nadi cepat,hipotensi,konvulsid,dan
membran mukosan kering.Maka hiponatremi ini dapat disebabkan oleh kekurangan
cairan yang berlebihan seperti kondisi diare yang berkepanjangan.
2.Hipernatremi
Hipernatremi merupakan suatu keadaan di mana
kadar natrium dalam plasma tinggi yang di tandai dengan adanya mukosa
kering,oliguria/anuria,turgor kulit buruk dan permukaan kulit membekak,kulit
kemerahaan,lidah kering dan kemerahan,konvulsi,suhu badan naik,serta kadar
natrium dalam plasma lebih dari 145 m Eq/L.Kondisi demikian dapat disebabkan
oleh dehidrasi,diare,dan asupan air yang
berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
3.Hipokalemia
Hipokalemia merupakan suatu keadaan kekurangan
kadar kalium dalam darah.Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare
perkepanjangan.Hipokalemia ditandai dengan lemahnya denyut nadi,turunya tekanan
darah,tidak nafsu makan,dan muntah-muntah,perutnya kembung,lemah dan lunaknya
otot,denyut jantungnya tidak beraturan (aritmia),penurunan bising usus,serta
kadar kalium plasmanya menurun hingga kurang dari 3,5 mEq/L.
4.Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium
dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar,penyakit
ginjal,asidosis metabolik,pemberian kalium yang berlebihan melalui
intravena.Hiperkalemia ditandai dengan adanya mual,hiperaktivitas sistem
pencernaan.
5.Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam
plasma darah.Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan kram
perut,kejang,bingung,dll.Kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
6.Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar
kalsium dalam darah.Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan.Hiperkalsemia di tandai
dengan adanya seri pada tulang,relaksasi otot,batu ginjal,dll.Kadar magnesium
dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
7.Hipomagnesi
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam
darah.Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor,kram pada kaki
dan tangan,serta kadar magnesium dlm darah kurang dari 1,3 mEq/L.
CAIRAN TUBUH
- Sel organisme multiseluler (manusia) hidup dalam lautan cairan yang dibungkus oleh kulit organisme tsb → Cairan Ekstra Sel (CES)
- Semua sel organisme multiseluler perlu nutrisi dan O2 dari CES
- Semua sel organisme multiseluler membuang sisa metabolisme kedalam CES
- Tugas CES adalah menyediakan nutrisi sel dan membersihkan sisa metabolisme sel, juga merupakan medium transport substansi kimia/transmisi impuls dari satu sel ke sel yang lain
- CIS : merupakan medium reaksi kimia (aktivitas biokimiawi sel)
Komposisi Cairan
- Cairan tubuh terdiri ± 57 % BB → terdiri dari : CIS=70% dan CES=30%
- Cairan Intra Seluler ( CIS ): Cairan yang terletak didalam sel tubuh
- Cairan Ekstra Seluler (CES ): Cairan yang terletak diluar sel tubuh
- CES atau Cairan Interstisial: cairan yang terdapat pada celah antar sel, terdiri: Plasma darah, Cairan serebrospinal, Cairan limfe, Cairan intraokuler, Cairan persendian, Cairan gastrointestinal
Komposisi Mineral
KETIDAK KESEIMBANGAN ASAM BASA
1. Asidosis,menekan aktivitas
mental.Jika asidosis berlebihan (Ph darah di bawah 7.0) akan menyebabkan
disorientasi koma dan kematian.
A
.Asidosis respiratorik
Terjadi akibat penurunan vantilasi
pulmonar melalui pengeluaran sedikit karbon dioksida oleh paru-paru.peningkatan
selanjutnya dalam asam karbonat akan meningkatkan kadar ion hidrogen dalam
darah.Asidosis respiratorik dapat bersifat akut atau kronik.
Penyebab kondisi klinis yang dapat
menyebabkan retensi karbon dioksida dalam darah meliputi
pneumonia,emfisema,obstruksi kronis saluran pernapasan,stroke,atau
trauma.Obat-obatan tertentu (barbitural,narkotik,dan sedatif) atau menyalah
gunaan obat akan menekan frekuensi pernapasan dan mengakibatkan asidosis
respiratorik.
Faktor kompensator,Ginjal mengompensasi
peningkatan kadar asam dengan mengekskresi lebih banyak ion hidrogen untuk
mengembalikan ph darah mendekati tingkat yang normal.Jika penyesuaian
respiratorik dan ginjal terhadap ph gagal,akan terjadi gejala-gejala depresi
sistem saraf pusat.
B.
Asidosis Metabolik
Terjadi saat asam metabolik yang di
produksi secara normal tidak dikeluarkan
pada kecepatan yang normal atau ada basa dikarbonat yang hilang dari tubuh.
Penyebab,asidosis metabolik paling umum
terjadi akibat ketoasidosis diabetes melitus atau kelapara,akumulasi asam
laktat akibat peningkatan aktivitas otot rangka seperti konvulsi,atau penyakit
ginjal.Diare berat dan berkepanjangan di sertai hilangnya bikarbonat dapat
menyebabkan asidosis.
Faktor kompensator,hipervintalasi
sebagai respons terhadap stimulasi saraf adalah tanda klinis asidosis
metabolik.Asidosis yang tidak berkompensasi akan mengakibatkan depresi sistem
saraf pusat dan mengakibatkan disorientasi serta pada akhirnya koma dan
kematian.
2. Alkalosis,meningkatkan
overeksitabilitas sistem saraf.Jika parah alkalosis dapat menyebabkan kontraksi
otot tetanik,konvulsi,dan kematian akibat tetanus otot respiratorik.
A.Alkalosis
respiratorik.
Terjadi jika CO2 dikelurkan terlalu
cepat dari paru-paru dan ada penurunan kadarnya dalam
darah.Penyebabnya,Hiperventilasi dapat di sebabkan oleh kecemasan,akibat demam,akibat
pengaruh overdosis aspirin pada pusat pernapasan,akibat hipoksia karena tekanan
udara yang rendah di dataran tinggi,atau akibat anemia berat.
Faktor kompensator,jika hiperventilasi
terjadi akibat kecemasan,gejalanya dapat di redakan melalui pengisapan kembali
karbon dioksida yang sudah dikeluarkan. Ginjal mengompensasi cairan alkalin
tubular dengan mengekskresi ion bikaronat dan menahan ion hidrogen.
B.Alkalosis
metabolik.
Adalah suatu kondisi kelebihan
bikarbonat.Hal ini terjadi jika ada pengeluaran berlebih ion hidrogen atau
peningkatan berlebih ion bikarbonat dalam cairan tubuh.
Penyebabnya,muntah yang berkepanjangan
(pengeluaran asam klorida lambung),dingfusi ginjal,pengobatan dengan diurektik
yang mengakibatkan hipokalemia dan penipisan vol
mume CES,atau pemakaian antasit
berlebihan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.
JENIS-JENIS CAIRAN INFUS
1)
Asering
2)
Cairan
kristaloid
3)
Cairan
koloid
4)
Cairan
mannitol
5)
KA-EN 1B
6)
KA-EN 3A
& KA-EN 38
7)
KA-EN MG3
8)
KA-EN 4A
9)
KA-EN 4B
10)
OTSU-RL
11)
OTSU-NS
12)
MARTOS
-10
13)
Amiparen
14)
Aminovel-600
15)
Tutofusin
ops
CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS
Rumus Menghitung Tetesan Infus
Menghitungnya
langsung saja dengan contoh soal berikut ini
Pasien
bernaa Rahdan akan diberikan cairan 2000ml dalam selang waktu 24 jam,
infus set yang akan digunakan adalah infus set makro dengan Faktor Tetesan
sebesar 20 tetes/ml. Pertanyaannya, tentaukan berapakah kecepatan tetesan infus
untuk Pak Rahdan tersebut?
Jawaban
Menghitung Tetesan Infus
Diketahui :
cairan yang akan diberikan = 2000 ml
Faktor tetesan/drip = 20
Lama pemberian dalam jam adalah sebesar = 24 jam
2000 ml x 20
tetes
24 x 60 menit
24 x 60 menit
40000 tetes
240 menit
240 menit
= 27.78
= dibulatkan menjadi 28 tetes/menit
= dibulatkan menjadi 28 tetes/menit
Jika asih
kebingunan juga gunakan alat ini untuk menghitung tetesan infus
Rumus
Menghitung Tetesan Infus
Jumlah cairan yang akan diberikan x Faktor tetesan
Lama pemberian (jam) x 60 menit
DAFTAR PUSTAKA
1.
A.Kasrida
Dahlan, S.ST & A.St.Umrah, S.ST,2013,Ketrampilan Dasar Praktik
Kebidanan,Edisi 1,Malang, KDT.
2.
Musrifatul
Uliyah & A.Azis Alimul Hidayat,2009,Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan,Edisi 2,Jakarta,Salemba Medika.
3.
Asmadi,2008, Teknik Prosedural Keperawatan:
Aplikasi & Konsep Kebutuhan Dasar Klien,Jakarta,Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar