PENGOBATAN GANNGUAN SEKSUAL
1.
Psikoterapi berorintasi tilikan
Merupakan pendekatan yang paling sering digunakan
untuk mengobati parafilia. Pasien memiliki kesempatan untuk mengerti
dinamikanya sendiri dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perkembangan
parafilia. Secara khusus, mereka menjadi menyadari peristiwa sehari-hari yang
menyebabkan mereka bertindak atas impulsnya (sebagai contohnya, penolakan yang
nyata atau dikhayalkan).
Psikoterai juga
memungkinkan pasien meraih kembali harga dirinya dan memperbaiki kemampuan
interpersonal dan menemukan metode yang dapat diterima untuk mendapatkan
kepuasan seksual. Terapi kelompok juga
berguna.
2. Terapi
seks
Adalah pelengkap yang tepat untuk pengobatan pasien
yang menderita disfungsi seksual tertentu dimana mereka mencoba melakukan
aktivitas seksual yang tidak menyimpang dengan pasangannya.
3. Terapi
perilaku
Digunakan untuk memutuskan pola parafilia yang
dipelajari. Stimuli yang menakutkan, seperti kejutan listrik atau bau yang
menyengat, telah dipasangkan dengan impuls tersebut, yang selanjutnya
menghilang. Stimuli dapat diberikan oleh diri sendiri dan digunakan oleh pasien
bilamana mereka merasa bahwa mereka akan bertindak atas dasar impulsnya.
4.
Terapi obat
Termasuk medikasi antipsikotik dan antidepresan,
adalah diindikasikan sebagai pengobatan skizofrenia atau gangguan depresif jika
parafilia disertai dengan gangguan-gangguan tersebut. Antiandrogen, seperti
ciproterone acetate di Eropa dan medroxiprogesteronea cetate (Depo-Provera) di
Amerika Serikat, telah digunakan secara eksperimental pada parafilia
hiperseksual.
Medroxiprogesteronea cetate bermanfaat bagi pasien
yang dorongan hiperseksualnya diluar kendali atau berbahaya (sebagai contoh
masturbasi yang hampir terus-menerus, kontak seksual setiap kesempatan,
seksualitas menyerang yang kompulsif). Obat serotonorgik seperti Fluoxetin
(prozac) telah digunakan pada beberapa kasus parafilia dengan keberhasilan yang
terbatas.
5. Terapi
Aversi
Aversion
therapy yang dilakukan dengan cara kecemasan diberi pada saat pasien parafilia
mengalami rangsangan seksual (rangsangan abnormal). Sehingga pasien akan merasa
cemas ketika terjadi rangsangan sexual yang tidak normal tersebut dan
menyebabkan penurunan libido
Tidak ada komentar:
Posting Komentar