Jumat, 28 April 2017

Studi kasus Hipertensi Preeklamsi



Ny. artalita 37btahun hamil 7 bulan,di diagnosis dokter menderita preeklamsia (TD 160/90) ,untuk menurunkan tekanan darahnya di terapi dengan nifedipin.
 Pembahasan :
 pada kasus di atas, ny artalita mempunyai tekanan darah 160 / 90 yang masuk dalam kategori hipertensi tahap 2,Ny. Artalita hamil 7 bulan dan menderita preeklamsia yang disebabkan oleh hipertensinya tersebut sehingga pengobatannya harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya. Beberapa obat dapat memberi resiko bagi kesehatan ibu, dan dapat memberi efek pada janin juga . selama trimester pertama, obat dapat menyebabkan cacat lahir ( teratogenesis ), dan resiko terbesar adalah pada kehamilan 3 sampai 8 minggu. Selama trimester ke dua dan ke tiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat meracuni placenta. Terapi yang didapat Ny. Artalita berupa pemberian nifedipin. Menurut kami terapi tersebut tidak tepat karena pemakaian obat- obat golongan antagonis kalsium seperti verapamil , nifedipin , dan diltiazem selama kehamilan ternyata menunjukkan kecenderungan yang besar terjadinya hipotensi pada maternal dan menyebabkan terjadinya hipoksia fetal. Nifedipin dapat dipakai  sebagai terapi hipertensi untuk Ny. Artalita jika digunakan bersamaan dengan mg SO4 untuk mengatasi preeklampsianya (sebagai anti kejang ) . Namun dosis terapinya harus diperhatikan karena dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan hipotensi yang lebih parah. Untuk pilihan terapi sebaiknya digunakan metildopa sebagai drug of choice , lalu dapat dipilih juga hidrolazin dan labetalol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar