BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sudah merupakan hukum alam bahwa setiap
makhluk di dunia ini mengalami proses penuaan. Pada manusia proses penuaan itu
sebenarnya terjadi sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus sampai mati.
Berbeda dengan kaum pria, proses penuaan pada wanita berlangsung lebih
“dramatis”, terutama karena adanya proses reproduksi dalam kehidupannya.
Setelah kurang lebih 30 tahun lamanya indung telur berfungsi menghasilkan telur
dan hormon-hormonnya terutama estrogen dan progesteron, maka pada usia sekitar
40-49 tahun fungsinya akan menurun.
Berkurangnya fungsi
indung telur tersebut berlangsung secara berangsur-angsur antara 4-5 tahun.
Pada masa ini, indung telur tidak peka lagi terhadap rangsangan dari otak,
sehingga telur tidak dapat berkembang lagi hingga matang. Dengan demikian
jarang terjadi ovulasi (pengeluaran telur) dan akhirnya berhenti. Indung telur
sendiri mengecil dan beratnya berkurang.
Produksi hormon wanita (estrogen) makin
lama makin berkurang sehingga haidpun menjadi tidak teratur dan akhirnya
berhenti. Setelah usia 40 tahun seorang wanita memasuki fase klimakterium, yang
berasal dari kata climacter yang berarti tahun-tahun peralihan.
Klimakterium atau usia mapan,
berlangsung dari saat premenopause (kira-kira umur 40 tahun) yaitu pada masa
dimana ovarium berangsur-angsur menurun fungsinya dan berakhir sekitar usia 55
tahun. Pada usia sekitar 49 tahun terjadi menopause (mati haid).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
itu masa Pra menopause?
2. Bagaimana
tanda dan gejala Pra menopause?
3. Bagaimana
cara mengatasi Pra menopause?
4. Apa
saja faktor yang mempengaruhi?
5. Bagaimana
cara pencegahan Pra menopause?
6. Bagaimana
cara menangani Pra menopause?
C. Tujuan
1. Agar
mengetahui apa itu masa Pra menopause
2. Agar
mengetahui tanda dan gejala Pra menopause
3. Agar
mengetahui bagaimana cara mengatasi Pra menopause
4. Agar
mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi Pra menopause
5. Agar
mengetahui cara pencegahan Pra menopause
6. Agar
mengetahui cara penanganan Pra menopause
7.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pra
Menopause
Pra
Menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses
penuaan (eging) yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium
yang sangat berperan dalam hal sexualitas. Premenopause sering menimpa wanita
yang berusia menjelang 40 tahun ke atas. Menurut Depkes RI (1993) dan Levina
(2002), Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi
oleh hormone dari otak dan sel telur.
Ketika
menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak
menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa
bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan
dengan pra-menopause mulai
terjadi. Penelitian telah membuktikan,
misalnya, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami
perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat
tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek
waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama.
Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya,
hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai
ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang
melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami
transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun.

2.
Tanda dan gejala Pra
Menopause
a.
Menstruasi menjadi
tidak teratur.
b.
Hot flush (rasa panas
di daerah dada, leher, yang menyebar ke wajah sampal kulit kepala)
c.
Mengalami gangguan
tidur, penurunan kesuburan, perubahan mood, perubahan fungsi seksual,
pengeroposan tulang, dan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) menjadi meningkat.
d.
Rasa tegang pada kedua
buah dada di luar masa haid dan menurunnya libido tanpa sebab jelas.
e.
Tubuh sering merasa
letih tanpa sebab yang jelas.
f.
Mengeringnya liang
sanggama yang berakibat rasa tidak menyenangkan pada hubungan intim dengan
suami.
g.
Lebih sering buang air
kecil dibandingkan lima atau sepuluh tahun sebelumnya.
Wanita
yang mendekati menopause, produksi hormon ekstrogen, hormon progesteron dan horrmon
seks lainnya mulai menurun. Keadaan ini menyebabkan jarang terjadi ovulasi dan
menstruasi tidak teratur serta sedikit dengan jarak yang panjang. Menopause
berhubungan dengan perubahan hormonal sehingga wanita mengalami perubahan
status fisik dan emosional.
Ketika
terjadi menopause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap orang,
meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala pra menopause
merupakan suatu gejala yang biasa disebut sindrom menopause yang meliputi;
ketidak teraturan siklus haid, gejolak panas (Hot Flushes), keringat di malam
hari (night sweat), kekeringan vagina (dryness vaginal), penurunan daya ingat,
kurang tidur (insomnia), rasa cemas (depresi).
Kematangan
mental, kedewasaan berfikir, faktor ekonomi, budaya dan wawasan mengenai
menopause akan menentukan berat ringannya seseorang menghadapi kekuatiran saat
memasuki masa menopause. Bila seorang perempuan tidak siap mental menghadapi
periode klimakterium atau fase menjelang menopause dan lingkungan psikososial
tidak memberikan dukungan positif akan berakibat tidak baik. Perempuan itu akan
menjadi kurang percaya diri, merasa tidak diperhatikan, tidak dihargai, stress
dan kuatir berkepanjangan tentang perubahan fisiknya, misalnya khawatir
fisiknya tidak seindah dan sesehat ketika muda.
3.
Cara mengatasi Pra
Menopause
Untuk
mengatasi gejala-gejala pra menopause dan menghilangkan kecemasan dan
kekhawatiran pada saat memasuki masa pra menopause adalah dengan mengenali
gejala-gejalanya dan mengatasinya dengan bijak, antara lain; Pada umumnya
wanita mengalami gejala haid tidak teratur, ketidakteraturan ini disebabkan
oleh keadaan hormone yang tidak seimbang yang dapat berupa siklus haid yang
lebih pendek, jarak haid yang tidak teratur atau perdarahan yang banyak yang
perlu diwaspadai karena ada kemungkinan merupakan pertanda adanya suatu yang
tidak beres pada tubuh, misalnya adanya tumor, kanker atau jaringan fibroid
yang sering muncul menjelang menopause. Segera periksakan diri ke dokter untuk
memastikan tidak adanya kelainan.
Munculnya
gejala hot flushes dan berkeringat di malam hari dapat ditangani dengan
menjalani hidup sehat dan bebas stress. Hidup sehat dengan makan, minum,
istirahat serta olah raga yang cukup dan teratur. Bebas dari stress dilakukan
dengan menjalani hidup penuh dengan ketenangan.
Saat
kadar estrogen menurun, maka elastisitas vagina berkurang dan mengering.
Melakukan hubungan seks pun menjadi tidak nyaman serta vagina mudah
terluka dan iritasi. Untuk mengatasinya bukan berarti wanita sudah tidak dapat
lagi berhubungan seks, justru melakukan hubungan seks dengan frekuensi yang
cukup dapat menghilangkan ketidaknyamanan. Misalnya; menggunakan jeli saat
berhubungan. Hindari pemakaian parfum, tissue, pembalut, sabun tertentu yang
akan menambah kekeringan vagina.
Menjalani
hidup sehat dengan cara mengkonsumsi makanan, minuman yang sehat, olah raga
teratur serta istirahat yang cukup merupakan modal bagi masa menopause yang
menyenangkan, perubahan pra menopause akan lebih cepat atau lambat dialami. Setiap
orang tidak akan mengalami kecemasan jika melaksanakan pola hidup sehat dan
mengetahui perubahan yang akan terjadi bagi seseorang yang mau menjalani pra
dan post menopause.
4.
Faktor yang
mempengaruhi Pra Menopause
a.
Merokok
b.
Keturunan ; bila dari
pihak ibu mengalami masa pra-menopause < 45 tahun
c.
Tidak pernah melahirkan
d.
Pernah mendapatkan
kemoterapi ketika masih anak-anak
e.
Melakukan
histerektomiatau operasi pengangkatan kandungan (rahim, uterus)
f.
stres.
5.
Pencegahan Pra
Menopause
Pra
menopause bukan suatu penyakit yang harus dicegah, tetapi ada beberapa gejala
dan ketidaknyamanan yang dialami sehari-hari bisa dikurangi. Berikut ini adalah
beberapa gejala tersebut:
a.
Kita bisa mengonsumsi
pil kontrasepsi (Progestin) untuk mengurangi hot flush dan gangguan haid.
Progestin juga bisa dikonsumsi untuk mengatur haid dan ablasi endometrium serta
mengurangi perdarahan. Untuk melakukan hal ini, kita harus berkonsultasi dengan
dokter.
b.
Menerapkan gaya hidup
sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, tinggi kalsium,
makanan yang tinggi kandungan fitoestrogennya, seperti tempe, tahu, dan produk
olahan kedelai lainnya, serta menghindari konsumsi alkohol. Pola makan tersebut
juga diikuti dengan pola hidup yang sehat dengan melakukan olahraga secara
teratur dan beradaptasi dengan stres.
c.
Menerima keadaan
peremenopause sebagai suatu rahmat dari Tuhan dan sebagai keadaan yang harus
disyukuri dan bukan keadaan yang tidak disukai karena hal tersebut akan
memperparah gejala-gejala negatif akibat perimenopause ini.
Premenopause
bukan suatu penyakit yang harus dicegah, tetapi ada beberapa gejala dan
ketidaknyamanan yang dialami sehari-hari bisa dikurangi. Berikut ini adalah
beberapa gejala tersebut:
Kita bisa mengonsumsi pil kontrasepsi
(Progestin) untuk mengurangi hot flush dan gangguan haid. Progestin juga bisa
dikonsumsi untuk mengatur haid dan ablasi endometrium serta mengurangi
perdarahan. Untuk melakukan hal ini, kita harus berkonsultasi dengan dokter.
Menerapkan gaya hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, tinggi kalsium, makanan yang
tinggi kandungan fitoestrogennya, seperti tempe, tahu, dan produk olahan
kedelai lainnya, serta menghindari konsumsi alkohol. Pola makan tersebut juga
diikuti dengan pola hidup yang sehat dengan melakukan olahraga secara teratur
dan beradaptasi dengan stres.
Saat kadar estrogen menurun, maka
elastisitas vagina berkurang dan mongering. Melakukan hubungan seks pun menjadi
tidak nyaman, dan vagina mudah terluka
dan iritasi. Untuk mengatasinya bukan berarti wanita sudah tidak dapat lagi
berhubungan seks, justru melakukan hubungan seks dengan frekuensi yang cukup
dapat menghilangkan ketidaknyamanan. Misalnya; menggunakan jeli saat berhubungan.
Hindari pemakaian parfum, tissue, pembalut, sabun tertentu yang akan menambah
kekeringan vagina.
Menerima keadaan peremenopause sebagai
suatu rahmat dari Tuhan dan sebagai keadaan yang harus disyukuri dan bukan
keadaan yang tidak disukai karena hal tersebut akan memperparah gejala-gejala
negatif akibat pra menopause.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pra
Menopause adalah kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses
penuaan (eging) yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium
yang sangat berperan dalam hal sexualitas. Premenopause sering menimpa wanita
yang berusia menjelang 40 tahun ke atas.
Pra menopause bukan suatu
penyakit yang harus dicegah, tetapi ada beberapa gejala dan ketidaknyamanan
yang dialami sehari-hari bisa dikurangi dengan cara menerapkan gaya hidup sehat dengan
mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, tinggi kalsium, makanan yang
tinggi kandungan fitoestrogennya, seperti tempe, tahu, dan produk olahan
kedelai lainnya, serta menghindari konsumsi alkohol. Pola makan tersebut juga
diikuti dengan pola hidup yang sehat dengan melakukan olahraga secara teratur
dan beradaptasi dengan stress, mengkonsumsi pil kontrasepsi (Progestin) untuk
mengurangi hot flush dan gangguan haid, ketidaknyamanan dalam berhubungan
seksual dapat diatasi dengan cara
menggunakan jeli saat berhubungan. Hindari pemakaian parfum, tissue,
pembalut, sabun tertentu yang akan menambah kekeringan vagina.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar