HIPERTIROID ADALAH
Hipertiroid adalah kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi
hormon tiroid.
Akibatnya, kadar hormon tiroid
dalam darah sangat tinggi.
Padahal hormon ini hanya
diperlukan dalam jumlah sedikit.
Kelenjar tiroid adalah organ
berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di persis di bawah jakun. Organ ini
berfungsi memproduksi hormon tiroid. Hormon tiroid sendiri sangat penting dalam
proses metabolisme makanan menjadi energi, juga untuk mengendalikan pertumbuhan
tubuh. Manfaat lain hormon tiroid yang tidak kalah penting adalah mengatur suhu
tubuh, mempengaruhi denyut jantung, dan mengontrol produksi protein
GEJALA
Gejala hipertiroid dapat menyerupai
gejala penyakit lain, sehingga kadang-kadang sulit untuk didiagnosis. Selain
itu, gejala hipertiroid sangat banyak dan beragam. Beberapa diantaranya adalah:
1. Berat badan turun
meskipun nafsu makan dan jumlah makanan yang dimakan tidak mengalami perubahan;
2. Denyut jantung lebih
cepat (> 100 kali per menit), tidak beraturan, dan kadang-kadang muncul
perasaan berdebar-debar;
3. Timbul rasa gugup,
cemas, dan gampang tersinggung;
4. Tangan atau ujung jari
gemetar;
5. Turun keringat
berlebihan;
6. Bagi wanita, pola haid
berubah-ubah;
7. Sensitif terhadap suhu
panas;
8. Buang air besar lebih
sering;
9. Kelenjar gondok
membesar;
10. Letih, lesu, dan loyo;
11. Susah tidur;
12. Kulit terlihat menipis
dan rambut menjadi rapuh;
13. Pada hipertiroid
akibat penyakit Grave's, mata tampak membelalak terus menerus.
PENYEBAB
Penyebab tersering hipertiroid adalah Penyakit Grave's.
Penyakit ini timbul karena sistem kekebalan tubuh manusia menyerang kelenjar
tiroid, sehingga timbul respon berupa produksi hormon tiroid dalam jumlah
sangat banyak. Penyakit Grave's biasanya mengenai mereka yang saling bertalian
darah.
Di samping penyakit Grave's, hipertiroid juga dapat disebabkan
oleh pembengkakan kelenjar tiroid atau pembentukan benjolan pada kelenjar
tiroid. Penyebab lain hipertiroid adalah infeksi kelenjar tiroid oleh virus
atau bakteri, keadaan ini disebut tiroiditis. Selain itu, hipertiroid dapat
juga diakibatkan oleh pertumbuhan sel kanker di dalam kelenjar tiroid.
Pengobatan
Hipertiroidisme lebih sukar disembuhkan
daripada hipotiroidisme. Terlalu aktifnya kelenjar tiroid akan menyebabkan
terlalu aktifnya metabolisme yang dapat menyebabkan rusaknya jantung, hati,
ginjal dan lain-lain, karena bekerja terlalu keras. Untuk mengurangi keaktifan
kelenjar tiroid dapat diobati dengan obat oral anti hipertiroid, tetapi
sayangnya 30 persen akan kambuh kembali dan memerlukan obat yang lebih keras
dan akhirnya tak ada obat oral yang masih mempan, sehingga diperlukan
pengobatan dengan meminum beberapa cc cairan yodium radioaktif.
Pengobatan
awal
Radioaktiv iodin akan menghancurkan
kelenjar tiroid tapi tidak berbahaya bagi bagian tubuh lain. Perawatan ini
hanya bisa dilakukan jika usia penderita diatas 50 tahun dan terjadi
pembengkakan. Radioaktiv tidak dapat digunakan jika penderita sedang hamil,
menyusui dan terkena tiroiditis.
Obat anti atiroid dapat diberikan
jika gejala hipertiroid masih ringan dan pembengkakan masih relativ kecil. Obat
anti tiroid tidak merusak kelenjar tiroid dan berlaku bagi penderita yang
berusia dibawah 50.
Pembedahan, jika kelenjar sudah sangat
besar, mengakibatkan penderita kesulitan menelan dan bernapas atau jika
radioaktiv dan obat tidak dapat membantu.
Pengobatan
lanjutan
Tes darah untuk mengecek kadar hormon
tiroid.
Efek samping dari pengobatan-pengobatan
ini adalah kemungkinan penderita menjadi hipotiroid (kadar tiroid menjadi
terlalu rendah), yang gejalanya adalah : berat badan naik dan cepat lelah.
PENGOBATAN
Ada empat tipe pengobatan hipertiroid, yaitu obat beta-bloker,
obat antitiroid, iodium radioaktif,
dan pembedahan.
Obat beta-bloker tidak berfungsi
untuk menurunkan produksi hormon tiroid, tapi berguna untuk menurunkan tekanan
darah, memperlambat denyut jantung, dan mengurangi jantung berdebar. Salah satu
tujuan obat ini adalah untuk membuat penderita merasa lebih nyaman.
Obat antitiroid contohnya
adalah profiltiourasil dan metamizol. Kedua
obat ini mempengaruhi sel tiroid agar mengurangi produksi hormon tiroid.
Pengobatan biasanya baru berefek setelah 6 sampai 12 minggu. Walaupun demikian,
pengobatan harus tetap diteruskan minimal setahun, bahkan lebih.
Obat lain hipertiroid yaitu iodium radiokatif.
Cara kerja obat ini adalah ketika iodium diserap oleh sel tiroid, sel tersebut
akan mati akibat faktor radioaktif yang dibawa oleh iodium. Matinya sel tiroid
akan menyebabkan produksi hormon tiroid menurun. Pengobatan dengan iodium
radioaktif telah sejak lama dilakukan, sudah sekitar 60 tahun lebih, dan
pengobatan ini dianggap aman.
Mengenai pembedahan,
tindakan pengangkatan kelenjar tiroid jarang dilakukan. Tindakan ini, selain
dapat menyebabkan efek samping berupa rusaknya pita suara, juga penderitanya
harus minum obat pengganti hormon tiroid selama hidupnya.
CARA
PENCEGAHAN HIPERTIROIDISME
Berbagai
cara telah ditempuh untuk menyampaikan unsur yodium inipada penduduk yang
membutuhkannya. Misalnya dalam bentuk pil,dimasukkan dalam coklat untuk anak
sekolah, dalam air minum sepertipernah dicoba di belanda, dimasukkan dalam
roti, dan dalam garamberyodium serta suntiksn minyak yang mengandung yodium.Di
Indonesia digunakan garam beryodium dengan kadar yodium 50 ppm.Dengan anggapan
konsumsi garam 10 g sehari, maka dimakan 400 µgpotassium iodide dan ini sesuai
dengan 237 µg iodide. Dengan demikian jumlah ini sudah
mencukupi baik untuk pencegahan maupun untukpencegahan. Cara ini merupakan
cara terpilih dan menjadi cara pencegahan jangka panjang bagi
indonesia (longterm prevention programme).
1. Diet
yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikankalori 2600-3000 kalori per
hari baik dari makanan maupundari suplemen.
2.
Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kgberat badan ) per hari
untuk mengatasi proses pemecahanprotein jaringan seperti susu dan telur.
4. Olah
raga secara teratur.
5.
Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapatmeningkatkan kadar metabolisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar