Selasa, 14 Februari 2017

Anatomi Fisiologi Payudara, dan Proses Laktasi



Anatomi Fisiologi Payudara, dan Proses Laktasi
1 Anatomi payudara
Dalam istilah medis, payudara di sebut  gelandulla mammae yang berasal dari bahasa latin payudara (mammae,susu) adalah kelenjar yg terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar.
Letak : Setiap payudara terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Payudara terletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas musculus pectoralis major dan dibuat stabil olrh ligamentum suspensorium.
Bentuk : Masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla.
Ukuran : Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada payudara yang lain.
Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat paha sampai dada, kelenjar mamma merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering kali berukuran tidak sama.Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang umumya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.



https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/1.png?w=480
Payudara tampak depan
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:
1.       Korpus atau badan, yaitu bagian yang besar
2.       Areola, yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman.
3.       Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di pucak payudara
Secara mikroskopis payudara perempuan memiliki 3 unsur, yakni kelenjar susu atau alveolus yang menghasilkan susu, saluran susu (duktus laktiferus) dan jaringan penunjang yang mengikat kelenjar-kelenjar susu.

A.      KORPUS MAMMAE
Payudara terdiri dari 15-25 lobus masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobus, selanjutnya masing-masing lobus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing di hubungkan dengan saluran air susu atau sistem duktus sehingga merupakan suatu pohon. Bila di ikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan di dapatkan saluran air susu yang di sebut duktus laktiferus. Di daerah area mammae duktus laktefirus ini melebar membentuk sinus laktefirus atau gudang susu (ampulla) di mana tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktefirus terus bercabang cabang menjadi duktus dan duktulus.
Tiap-tiap duktus pada perjalanan selanjutnya di susun oleh sekelompok alveoli. Di dalam alveoli terdiri dari duktus yang terbuka dan sel-sel accini yang menghasilkan air susu dan di kelilingi otot polos (miopithel) yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli. Alveoli juga dikelilingi pembuluh darah yang membentuk zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis air susu ibu.
Sedangkan stroma, jaringan penyangga pada korpus mammae tersusun atas bagian-bagian :
a.       Jaringan ikat
b.      Jaringan lemak
c.       Pembuluh Darah
d.      saraf
e.      Pembuluh limfe
Jaringan lemak disekelilingi alveoli dan laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Ukuran payudara besar atau kecil memiliki alveoli dan duktus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan asi yang sama banyaknya. Disekeliling alveoli juga terdapat otot polos yang akan berkontraksi dan memeras keluar asi. Keadaan hormon oksitosin menyebabkan otot polos tersebut berkontraksi.

B.      AREOLA
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap penghasilan menyusui. Pada puting dan areola terdapat ujung-ujung saraf peraba yang penting pada proses reflek saat menyusui dan daerah yang mengalami hiperpigmentasi lebih atau bagian tengah yang berwarna kehitaman. Warna kegelapan disebabkan oleh penpisan dan penimbunan pigmen pada kulit, dengan luas sepertiga atau 12 dari payudara. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusu.
Pada umumnya puting susu menonjo keluar. Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai puting yang panjang, datar atau masuk kedalam. Namun, bentuk puting tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi. Pada ujung puting susu terdapat 15-20 muara lobus (duktus laktefirus), sedangkan areola mengandung sejumlah klenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Kelenjar lemak merupakan kelenjar montgomery yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan lentur. Di bawah areola saluran yang besar melebar, di sebut sinus laktefirus. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.

C.      Papilla Mammae (Puting susu)
Saluran susu bermuara ke puting susu, puting susu terletak setinggi kosta IV. Tetapi terhubung adanya variasi pula. Puting susu memiliki lebih kurang 20 ujung saluran susu yang berhubungan dengan kelenjar yang berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan lemak dan jarinan ikat yang berada di antara kelenjar susu dan saluran susu, agar menjadi kesatuan. Selain ketiga unsur tersebut, terdapat ligamen yang melekat di tulang dada dan otot (musculus pectoralis mayor) yang berada di dasar payudara. Dengan bertambahnya usia, ligamen ini akan kendur sehingga payudara akan tampak turun. Sementara itu otot berfungsi untuk menggerakan payudara jika otot di gerakkan, payudara akan bergerak. Hal ini berarti otot berfungsi untuk menggerakan payudara. Payudara juga berhubungan dengan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang erat hubungannya dengan payudara adalah kelenjar getah bening yang ada di ketiak di atas tulang clavikula. Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang menyaring sel-sel yang meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel getah bening akan membesar. Kelainan yang terjadi pada payudara seperti kanker, bisa terlokalisir pada kelenjar getah bening tersebut.dalam keadaan normal, kelenjar getah bening tidak terasa waktu di raba. Namun kalau kanker menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar ini akan terasa seperti benjolan kecil.
Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi. Pada beberapa kasus dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga butuh penanganan khusus.
https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/2.png?w=480Bentuk-bentuk putting susu
Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu ia kadang-kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel montgomery. Pada papilla dan areola saraf peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang sangat diperlukan dalam proses menyusui.
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui puting susu, masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu garis menghubungkan ”jam 12 dengan jam 6” dan garis lainnya menghubungkan ”jam 3 dengan jam 9”. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral), atas dalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial). Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor payudara memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya. Kuadran luar atas ini mengandung massa jaringan kelenjar mamma yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas dan lateral bawah, jaringan kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang di kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan paha.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting.3,4 Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.



https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/3.png?w=300&h=171

Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.


Vaskularisasi payudara
Suplai darah ke payudara berasal sari ateria mammaria internal, arteria mammaria eksterna, dan arteria-arteri inter costalis superior. Dryniase vena melalui pembuluh –pembuluh yang sesuai, dan akan masuk kedalam vena mammaria internal dan vena axillaris
Drainase Limfatik
Drainase Limfatik terutama kedalam kelenjar axillaris, dan sebagian akan dialirkan kedalam fissura portae hepar dan kelenjar media stinum. Pembuluh limfatik dari masing-masing payudara berhubungan satu sama lain.
Persarafan
Fungsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon, tetapi kulitnya di persarafi oleh cabang-cabang nerpustoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama disekitar areola papila mammae.
Payudara mendapat perdarahan dari :
  1. Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari a. mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.
  2. Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface).
  3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.
  4. A. thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis. Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya. Karena pada tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan ”the bloody angel”.
  5. Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :
  1. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. innominata.
  2. Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis.
  3. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru)
https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/4.png?w=240&h=300
Sistem limfatik pada payudara terdiri dari:
  1. Pembuluh getah bening Pembuluh getah bening aksilla :
Pembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan). Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
  1. Kelenjar-kelenjar getah bening Kelenjar getah bening aksilla Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla :
  • Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaiab kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalan 2 kelompok :
–     Kelompok superior, terletak setinggi interkostal II-III.
–     Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI.
  • Kelenjar getah bening skapula. Terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-dorsalis, mulai dari percabangan v.aksillaris menjadi v.subskapularis, sampai ke tempat masuknyav.thorako-dorsalis ke dalam m.latissimus dorsi.
  • Kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superfisial, di bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.
  • Kelenjar getah bening interpektoral (Rotters nodes). Terletak antara m.pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v.thorako-akromialis. Jumlahnya satu sampai empat.
  • Kelenjar getah bening v.aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke sedikit medial dari percabangan v.aksillaris – v.thorako akromialis.
  • Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit medial percabangan v.aksillaris – v.thorako-aktomialis sampai dimana v.aksillaris menghilang dibawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh klenjar getah bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.
–     Kelenjar getah bening prepektoralKelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral atas. disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.
–     Kelenjar getah bening mammaria internaKelenjar-kelenjar ini tersebar sepanjang trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum. terletak di sdalam lemak di atas fasia endothorasika, pada sela iga. diperkirakan jumlahnya sekitar 6-8 buah.
https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/5.png?w=480
  Tahapan Perkembangan Payudara
Kehidupan intrauteri
Perkembanfgan payudara primer terjadi pada kedua jenis kelamin, dan dimulai pada kira-kira minggu ke 4 kehidupan intrauteri. Timbul rigi longitudinal dari ektoderm yang menebal pada dinding ventral fetus, yang meluas antara lengan dan tunas anggota badan atas di kedua sisi. Struktur ini disebut crista mammaria atau rigi susu.  Sampai pada akhir kehamilan tunas-tunas tersebut mengaalami kanalisasi untuk membentuk sel-sel sekretorik susu primitif (alveoli atau acini) yaitu ductus laktifer dan sel-sel meoepitel. Suatu daerah cekung yang disebut lekuk (pit) mammaria akan terbentuk saat ductus laktifer terbuka dan sel-sel disini akan membentuk papila mammae

Saat Lahir
Saat lahir karena kerja hormon ibu yang beredar didalam darah bayi, maka jaringan payudara membesar selama beberapa hari pertama kehidupan. Disebabkan oleh penarikan hormon maternal dari aliran darah bayi. Keadaan ini (mastosis) dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan

3 Proses Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara membesar karena pengaruh berbagai hormon, antara lain estrogen, progesteron, HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang berfungsi memperlancar pembentukkan ASI (sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid,  tiroksin, dan lain-lain.
Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang disebut alveolus, yang merupakan tempat dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Hormon Prolaktin
Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.
https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/6.png?w=212&h=300
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI.
Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.
Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.
Hormon Oksitosin
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.
Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.
Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting bagi bayi.
Pada beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang-kadang keluar cairan yang di sebut kolostrum, dan ini tidak apa-apa.
Selama kehamilan, ASI tidak keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis, dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, diharapkan sekresi juga makin cepat
Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan putting susu akibat isapan bayi.
  1. Refleks prolaktin
Seperti telah dijelaskan diatas, dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila ini dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang memegang peran utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
2. Refleks Aliran (Let down reflex)
Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian belakang. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering menyusui, pengkosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi juga mudah terkena infeksi.
Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa mulas pada hari pertama menyusu ini adalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu
  1. reflek menangkap (rooting reflek)
Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Dia akan menoleh ke arah sentuhan bila pipinya dirangsang dengan papila, maka akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkapnya.
  1. reflek mengisap
Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, sentuhan ini mencapai bagian palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi maka sinuslaktiverus yang berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI lebih sempurna
  1. reflek menelan
Bila mulut masuk ia akan menelannya.
Zat Penghambat
Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang bersangkutan mengalami efek kepenuhan.
Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar